Selasa, 07 Juni 2011

Tahap pencegahan keperawatan komunitas (tujuan dan setrategi)

TINGKAT PENCEGAHAN INTERVENSI KEPERAWATAN MELIPUTI:
1. Prevensi primer ditujukan bagi orang-orang yang termasuk kelompok risiko tinggi, yakni mereka yang belum menderita tetapi berpotensi untuk menderita . Perawat komunitas harus mengenalkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya dan upaya yang perlu dilakukan untuk menghilangkan faktor-faktor tersebut. Sejak masa prasekolah hendaknya telah ditanamkan pengertian tentang pentingnya latihan jasmani teratur, pola dan jenis makanan yang sehat, menjaga badan agar tidak terlalu gemuk, dan risiko merokok bagi kesehatan.
2. Prevensi sekunder bertujuan untuk mencegah atau menghambat timbulnya penyulit dengan tindakan deteksi dini dan memberikan intervensi keperawatan sejak awal penyakit. Dalam mengelol, sejak awal sudah harus diwaspadai dan sedapat mungkin dicegah kemungkinan terjadinya penyulit menahun. Penyuluhan mengenai dan pengelolaannya secara mandiri memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien. Sistem rujukan yang baik akan sangat mendukung pelayanan kesehatan primer yang merupakan ujung tombak pengelolaan .
3. Prevensi tersier. Apabila sudah muncul penyulit menahun , maka perawat komunitas harus berusaha mencegah terjadinya kecacatan/komplikasi lebih lanjut dan merehabilitasi pasien sedini mungkin, sebelum kecacatan tersebut menetap. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk melindungi upaya rekonstitusi, yaitu: mendorong untuk patuh mengikuti program PKP , pendidikan kesehatan kepada dan keluarga untuk mencegah hipoglikemi terulang dan melihara stabilitas klien (Allender & Spradley, 2005).
C. BENTUK INTERVENSI KEPERAWATAN YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH PERAWAT KOMUNITAS TERDIRI DARI:
1. Observasi. Observasi diperlukan dalam pelaksanaan keperawatan . Observasi dilakukan sejak pengkajian awal dilakukan dan merupakan proses yang terus menerus selama melakukan kunjungan (Hitchcock, Schubert & Thomas, 1999). Lingkungan yang perlu diobservasi yaitu keadaan, kondisi rumah, interaksi antar keluarga, tetangga dan komunitas. Observasi diperlukan untuk menyusun dan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada .
2. Terapi modalitas. Terapi modalitas adalah suatu sarana penyembuhan yang diterapkan pada dengan tanpa disadari dapat menimbulkan respons tubuh berupa energi sehingga mendapatkan efek penyembuhan (Starkey, 2004). Terapi modalitas yang diterapkan pada, yaitu: manajemen nyeri, perawatan gangren, perawatan luka baru, perawatan luka kronis, latihan peregangan, range of motion, dan terapi hiperbarik.
3. Terapi komplementer (complementary and alternative medicine/CAM). Terapi komplementer adalah penyembuhan alternatif untuk melengkapi atau memperkuat pengobatan konvensional maupun biomedis (Cushman & Hoffman, 2004; Xu, 2004) agar bisa mempercepat proses penyembuhan. Pengobatan konvensional (kedokteran) lebih mengutamakan penanganan gejala penyakit, sedangkan pengobatan alami (komplementer) menangani penyebab penyakit serta memacu tubuh sendiri untuk menyembuhkan penyakit yang diderita (Sustrani, Alam & Hadibroto, 2005).
Ranah terapi komplementer dan bentuk-bentuk terapi komplementer (Cushman & Hoffman, 2004):
1. Pengobatan alternative : Terapi herbal, akupunktur, pengobatan herbal Cina
2. Intervensi tubuh dan pikiran : Meditasi, hipnosis, terapi perilaku, relaksasi Benson, relaksasi progresif, guided imagery, pengobatan mental dan spiritual
3. Terapi bersumber bahan organik : Terapi diet , terapi jus, pengobatan orthomolekuler (terapi megavitamin), bee pollen, terapi lintah, terapi larva
4. Terapi pijat, terapi gerakan somatis, dan fungsi kerja tubuh : Pijat refleksi, akupresur, perawatan kaki, latihan kaki, senam
5. Terapi energi : Qigong, reiki, terapi sentuh, latihan seni pernafasan tenaga dalam, Tai Chi
6. Bioelektromagnetik : Terapi magnet
Bentuk intervensi terapi modalitas dan komplementer memerlukan kajian dan pengembangan yang disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat, terutama pada agregat .

D. CONTOH PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis eperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien (Pusdiklat DJJ Keperawatan). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup:

1. Perumusan Tujuan
Dalam perumusan tujuan harus memenuhi criteria sebagai berikut:
a. berfokus pada masyarakat
b. jelas dan singkat
c. dapat diukur dan diobservasi
d. realistic
e. ada target waktu
f. melibatkan peran serta masyarakat

Dalam pencapaian tujuan dengan menggunakan formulasi criteria yang mencakup:
T= S + P + K.1 + K.2

Keterangan:
S : subjek
P : predikat
K.1 : kondisi
K.2 : kriteria
Selain itu dalam perumusan tujuan:
• Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang diharapakan
• Perilaku yang diharapkan berubah
• S : spesifik
• M : measurable atau dapat diukur
• A : attainable atau dapat dicapai
• R : relevant / realistic atau sesuai
• T : time-bound atau waktu tertentu
• S : sustainable atau berkelanjutan

Contoh:
Goal dan Tujuan
Nama komuniti :
Masalah :
Goal :
No Tanggal diterapkan Tujuan Tanggal dicapai





(Anderson dan Mc.Farlane, 1988: 264)

Contoh kasus:
Mahasiswa Akper Gersik melaksanakan praktek keperawatan komunitas di desa kandangan Cerme kabupaten Gersik membuat jamban umum melalui swadaya masyarakat secara gotong royong dalam waktu 1,5 bulan
Jadi kaitan dengan rumus di atas dapat diketahui bahwa:
Subjek : mahasiswa akper gersik
Predikat : membuat jamban umum
Kondisi : swdaya dan gotong royong
Criteria : waktu 1,5 bulan

2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat:
a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
d. Pertimbangkan sumberdaya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat.
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistic
h. Disusun secara berurutan

3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
Penentuan kriteria dalam perancanaan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan kata yang tepat
b. Dapat dimodifikasikan
c. Bersifat spesifik
 Siapa yang melakukan?
 Apa yang dilakukan?
 Di mana dilakukan?
 Kapan dilakukan?
 Bagaimana melakukan?
 Frekuensi melakukan?

Contoh kasus:
Mahasiswa Akper Gersik melakukan praktek keperawatan komunitas di Desa Kandangan Crème Kabupaten Gersik membuat jamban umum melalui swadaya masyarakat secara gotong royong dalam waktu 1,5 bulan.
Dari contoh di atas, maka rencana tindakan yang dibuat adalah:
a. Mahasiswa memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat dengan topic “Pentingnya Jamban Bagi Kesehatan Masyarakat” sebanyak 4 kali sesuai dengan schedule kegiatan (setiap hari senin di balai desa).
b. Mahasiswa melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat baik formal maupu informal untuk mengalang dukungan.
c. Mahasiswa melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam menggalang dana untuk pembuatan jamban umum melalui Dana Upaya Kesehatan Masyarakat (DUKM) yang ada atau iuran desa.
d. Mahasiswa menetapkan waktu peresmian pembuatan jamban umum oleh kepala desa dan tokoh-tokoh masyarakat yang lain.
e. Melalui tokoh-tokoh masyarakat formal maupun informal menghimbau dan mengajak masyarakat secara gotong-royong membangun jamban umum
f. Kerjasama dengan instansi terkait untuk mendapatkan bantuan teknis pembuatan jamban umum yang emnuhi syarat kesehatan (tenaga sanitarian)

Prinsip – prinsip kep. komunitas

Konsep Dasar

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam ilmu keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan social (WHO, 1959). Suatu bidang dalam bidang keperawatan yang nerupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat, 1989).

Pengertian Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatan seoptimal mungkin.Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis. Selanjutnya menetapakan langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (Wolf, Weitzel dan Fuerst, 1979).

Tujuan dan Fungsi Proses Keperawatan
Tujuan
• Agar diperoleh asuhan keperawatan komunitas yang bermutu, efektif dan efisien sesuai dengan masalah terjadi masyarakat dan agar pelaksanaan dilakukan secara sistematis, dinamis, berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
• Meningkatkan status kesehatan masyarakat.

Fungsi
• Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan masyarakat dan keperawatan.
• Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhan dalam kemandiriannya di bidang kesehatan.
• Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
• Agar masyarakat bebas mengeluarkan pendapat berkaitan dengan permasalahannya atau kebutuhannya.

Langkah-langkah Proses Keperawatan
1. Subdit perawatan kesehatan masyarakat Depkes RI
Membagi dalam empat tahap yaitu ; 1. Indetifikasi, 2. Pengumpulan data, 3. Rencana dan kegiatan, 4. Serta penilaian.
2. Freeman
Membagi dalam enam tahap yaitu ; 1. Membina hubungan saling percaya dengan klien, 2. Pengkajian, 3. Penentuan tujuan bersama keluarga dan orang terdekat klien, 4. Merencanakan tindakan bersama keluarga dan orang terdekat klien, 5. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana, dan 6. Hasil evaluasi.
3. S.G Bailon
Membagi dalam empat tahap yaitu ; 1. Pengkajian, 2. Perencanaan, 3. Implementasi, 4. Evaluasi.

Dapat kita simpulkan langkah-langkah dalam proses keperawatan adalah ;
1. Pengkajian. 4. Pelaksanaan.
2. Diagnosis Keperawatan. 5. Evaluasi atau penilaian.
3. Perencanaan

Pengkajian
Merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyakut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ada lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah.

Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1) Data Inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Uraikan mengenai lokasi, luas wilayah, iklim, tipe komunitas, keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
b) Data Demografi
Kaji jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras/suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama, dan komposisi keluarga.
c) Vital statistik
Jabaran atau urtaian data tentang : angka kematian kasar atau CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
d) Status kesehatan komunitas
Dapat dilihat dari : angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, Cakupan imunisasi, status kesehatan kelompok berdasarkan kelompok umur: Bayi, Balita, Usia Sekolah, Remaja, dan Lansia, kelompok khusus di masyarakat: Ibu Hamil, Pekerja Industri, Kelompok Penyakit Kronis, Penyakit Menular. Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana di bawah ini :
1. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas.
2. Tanda-tanda vital : tekanan Darah, Nadi, Respirasi Rate, Suhu Tubuh.
3. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :
a. ISPA, Astma, TBC Paru
b. Penyakit kulit
c. Penyakit mata
d. Penyakit rheumatik
e. Penyakit Jantung
f. Penyakit gangguan jiwa
g. Kelumpuhan
h. Penyakit menahun lainnya.
4. Riwayat penyakit keluarga.
5. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
a. Pola pemenuhan nutrisi
b. Pola pemenuhan cairan elektrolit
c. Pola istirahat tidur
d. Pola eliminasi
e. Pola aktivitas gerak
f. Pola pemenuhan kebersihan diri.
6. Status Psikososial.
a. Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan.
b. Hubungan dengan orang lain.
c. Peran di masyarakat.
d. Kesedihan yang dirasakan.
e. Stabilitas emosi.
f. Penelantaran anak atau lansia.
g. Perlakuan yang salah dalam kelompok (perilaku tindakan kekerasan).
7. Status pertumbuhan dan perkembangan
8. Pola permanfaatan fasilitas kesehatan
9. Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan.
10. Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.


2) Data Lingkungan Fisik
a) Pemukiman
1. Luas bangunan.
2. Bentuk bangunan: rumah, petak, asrama, pavilyun.
3. Jenis bangunan: permanen, semi permanen, non permanen.
4. Atap rumah: genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes.
5. Dinding: tembok, kayu, bamboo, atau lainnya (sebutkan).
6. Lantai: semen, tegel, keramik, tanah, kayu tau lainnya (sebutkan).
7. Ventilasi: kurang atau lebih dari 15-20% dari luas lantai.
8. Pencahayaan: kurang/baik.
9. Penerangan: kurang/baik.
10. Kebersihan: kurang/baik.
11. Pengaturan ruangan dan perabotan: kurang/baik.
12. Kelengkapan alat rumah tangga: kurang/baik.
b) Sanitasi
1. Penyedian air bersih (MCK).
2. Penyedian air minum.
3. Pengelolaan jamban: bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan bagaimana jaraknya dengan sumber air bersih.
4. Sarana pembuangan air limbah (SPAL).
5. Pengelolaan sampah: apakah ada sarana untuk tempat pembuangan sampah, bagaimana pengelolaannya: dibakar, ditimbun, atau cara lainnya sebutkan.
6. Polusi udara, air, tanah, atau suara/kebisingan.
7. Sumber polusi: pabrik, rumah tangga, industri lainnya sebutkan.
c) Fasillitas
d) Batas-batas wilayah
e) Kondisi geografis

3) Pelayan Kesehatan dan Sosial
a) Pelayanan kesehatan.
1. Lokasi sarana kesehatan
2. Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader).
3. Jumlah kunjungan.
4. Sistem rujukan.
b) Fasilitas Sosial (pasar, toko, swalayan).
1. Lokasi.
2. Kepemilikan.
3. Kecukupan.

4) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan.
b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan.
c) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan.
d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia.

5) Keamanan dan Tranportasi
a) Keamanan
1. Sistem keamanan lingkungan
2. Penanggulangan kebakaran
3. Penanggulangan bencana
4. Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah.
b) Transportasi
1. Kondisi jalan
2. Jenis transportasi yang dimiliki.
3. Sarana transportasi yang ada.

6) Politik dan Keamanan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan



7) Sistem Komunikasi
a) Sarana untuk komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi

8) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal)
• Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas.
• Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia.
c) Jenis bahasa yang digunakan.

9) Rekrasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi.



Jenis Data
1) Data Subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkap secara langsung melalui lisan.
2) Data Obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukur.

Sumber Data
1) Data Primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau tenaga kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit, 2005).

Cara Pengumpulan data
1) Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan klien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien.
2) Pengamatan
Dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosis keperawatan.
3) Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnossa keperawatan dengan cara :
I (Inspeksi) : Melakukan pengamatan pada bagian tubuh pasien atau keluarga yang sakit.
P (Palpasi) : Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara meraba pada bagian tubuh yang mengalami gangguan.
A (Auskultasi) : Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan bunyi pada bagian tubuh tertentu.
P (Perkusi) : Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mengetuk jari telunjuk atau refleks hammer pada bagian tubuh tertentu.

Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data.
Cara mengkategorikan data :
a. Karakter demografi
b. Karakter geografi
c. Karakter sosial ekonomi
d. Sumber dan pelayanan kesehatan (Anderson & Mc. Farlane, 1988).

2) Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly.
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data

Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan analisa data :
1) Menetapkan kebutuhan komunitas
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon komunitas
4) Menidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.

Penentuan Masalah Atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui maslah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi masyarakat, sekaligus dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi.
Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria, diantaranya :
1) Perhatian masyarakat.
2) Prevalensi kejadian.
3) Berat ringannya masalah.
4) Kemungkinan maslah untuk diatasi.
5) Tersedianya sumber daya masyarakat.
6) Aspek Politik.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut Abraham H. Maslow, yaitu :
1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

Dalam penyusunan atau mengurutkan masalah atau diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam keperawatan komunitas menurut Mueke & Stanhope, Lancaster (1988).

1) Format A (Mueke) : Seleksi atau penapisan diagnosa kesehatan komunitas.
Diagnosa Keperawatan Komunitas Kriteria Penapisan
Tersedia Sumber
Sesuai dengan perawat komunitas Jumlah yang beresiko Besarnya resiko Kemungkinan utk Pendidikan kesehatan Minat masyarakat Kemungkinan untuk diatasi Sesuai dengan program pemerintah Sumber daya tempat Sumber daya waktu Sumber daya dana Sumber daya peralatan Sumber daya orang Jumlah Score


Keterangan :
Score : 0-5, (0= terendah, 5= tertinggi)
2) Format B (Stanhope & Lancaster, 1988) ; Prioritas masalah.


No Kriteria Bobot Kriteria Masalah Bobot 1-10 Rasional Makna Masalah CXM
1 Kesadaran Masyarakat terhadap masalah
2 Motivasi komunitas untuk mengatasi maslah
3 Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah
4 Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi
5 Beratnya akibat jika masih tetap
6 Cepat masalah teratasi

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Jadi diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang kasus dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama, yaitu :
1) (P) Problem (masalah) : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi.
2) (E) Etiologi (penyebab) : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
b. Lingkungan fisik, biologi, psikologi dan sosial.
c. Interaksi perilaku dan lingkungan.
3) (S) Sign atau Siymptom (tanda atau gejala) : informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosa, serangkaian petunjuk timbulnya masalah.

Perumusan diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1) Dengan rumus PES
2) Dengan rumus PE

Jadi menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Kemampuan masyarakat untuk mengnanggulangi masalah.
2) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3) Partisipasi dan peran serta masyarakat.

Sedangkan menurut Mueke, 1984 terdiri dari :
1) Masalah .... Sehat .... Sakit .....
2) Karakteristik populasi
3) Karakteristik lingkungan (epidemiologi triangle)

Menurut Logan & Dawkins, 1986 terdiri dari :
Diagnosis Resiko : ............. (masalah)
Diantara : ............. (komuniti)
Sehubungan dengan : ............. (karakteristik komuniti dan lingkungan)
Dimanifestasikan oleh : ............. (indikator kesehatan/analisa data)

Contoh diagnosa keperawatan :
1) Resiko terjadinya diaere di RW.02 Ds. Somowinangun lamongan sehubungan dengan:
• Sumber air tidak memenuhi syarat
• Kebersihan perorangan kurang
• Lingkungan yang buruk dimanifestasikan oleh: banyaknya sampah yang berserakan, penggunaan sungai sebagai temapat mencuci, mandi dan pembuangan kotoran (buang air besar).
2) Tingginya karies gigi SDN Somowinangun Lamongan sehubungan dengan:
• Kurangnya pemeriksaan gigi.
• Kurangnya fluor pada air minum dimanifestasikan oleh: 62% karies dengan inspeksi pada murid-murid SDN Somowinangun Lamongan.
3) Resiko timbulnya penyakit: diaere, DHF, typoid, ISPA dan lain-lain sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan yang ditandai dengan:
• Letak kandang di dalam rumah 1,41%.
• Sistem pembuangan air limbah sembarangan 5,71%.
• Jarak pembuangan sampah dengan rumah 30,29%.
• Tidak mempunyai tempat pembuang sampah sementara 29,14%.
• Membuang sampah disembarangan tempat 18,86%.
• Tempat pembuangan sampah terbuka 58,29%.
• Pembuangan air dalam kondisi terbuka 4%.
• Kondisi air berwarna 1,14%.
• Jarak sumber air dengan septik tank kurang dari 10 meter: 10,8%.
• Rumah yang tidak mempunyai jendela 4,57%.
• Rumah yang pencahayaannya remang-remang 10,28%.
• Penyakit yang paling sering diderita batuk pilek 67,42%.
• Tempat penampungan sampah terbuka 58,29%.
4) Potensial masyarakat RW 04 Ds. Somowinangun lamongan dalam meningkatkan kesehatan Balita sehubungan dengan tingginya kesadaran ibu terhadap kesehatan Balita yang ditunjang keaktifan kader kesehatan dan petugas yang ditandai dengan:
• Hampir seluruh Balita dibawa ke posyandu setiap bulannya 91,14%.
• Hampir seluruh Balita telah diimunisasi lengkap 86,08%.
• Hampir seluruh Balita memiliki KMS 92,41%.
• Sebagian besar balita dalam garis hijau 71,23%.

Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyususnan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi: 1) Perumusan tujuan, 2) Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan dan 3) Kriteria hasil untuk mencapai tujuan.

Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Berfokus kepada masyarakat.
2) Jelas dan singkat.
3) Dapat diukur dan diobservasi.
4) Realistik
5) Ada target waktu.
6) Melibatkan peran serta masyarakat.

Dalam mencapai tujuan dengan menggunakan formulasi kriteria yang mencakup:
T= S + P + K.1 + K.2 (S= Subyek, P= Predikat, K.1= Kondisi, K.2= Kriteria)

Selain itu dalam perumusan tujuan harus memnuhi kriteria :
1) Dibuat berdasarkan goal= sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan.
2) Perilaku yang diharapkan berubah.
3) Harus SMART ( S= Specific, M= Measurable (dapat diukur), A= Attainable (dapat dicapai), R= Relevant/Realistic (sesuai), T= Time-Bound (waktu tertentu), S= Sustainable (berkelanjutan).


Contoh ;
Goal atau Tujuan

Nama Komuniti :………………………………….
Masalah :…………………………………
Goal :…………………………………

No Tanggal ditetapkan Tujuan Tanggal dicapai

(Anderson & Mc. Farlane, 1988)

Contoh kasus :
Mahasiswa akper Gresik melaksanakan praktek keperawatan komunitas di desa Kandang Cerme Kabupaten Gresik membuat jamban umum melalui swadaya masyarakat secara gotong royong dalam waktu 1,5 bulan.

Subyek : Mahasiswa Akper Gresik
Predikat : Membuat jamban umum
Kondisi : Swadaya dan gotong royong.
Kriteria : 1,5 bulan





Rencana Tindakan Keperawatan Yang akan Dilaksanakan
Langkah-langkah dalam perencanaan kesehatan masyarakat adalah :
1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan.
2) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan.
3) Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) atau lokakarya mini.
4) Pertimbangan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia.
5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan oleh masyarakat.
6) Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai.
7) Tindakan harus bersifat realistic.
8) Disusun secara berurutan.

Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
Penentuan kriteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
1) Menggunakan kata kerja yang tepat.
2) Dapat dimodifikasi.
3) Bersifat sfesifik.
• Siapa yang melakukan?
• Apa Yang dilakukan?
• Dimana dilakukan?
• Kapan dilakukan?
• Bagaimana melakukan?
• Frekuensi melakukan?

Contoh kasus :
Mahasiswa akper Gresik melaksanakan praktek keperawatan komunitas di desa Kandang Cerme Kabupaten Gresik membuat jamban umum melalui swadaya masyarakat secara gotong royong dalam waktu 1,5 bulan.




Dari contoh di atas, maka rencana tindakan yang akan dibuat adalah :
1) Mahasiswa memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat dengan topik: ”Pentingnya jamban bagi kesehatan masyarakat”, sebanyak 4 kali sesuai dengan schedule kegiatan (setiap hari senin di Balai Desa).
2) Mahasiswa melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat baik formal maupun informal untuk menggalang dukungan.
3) Mahasiswa melibatakan partisifasi dan peran serta masyarakat dalam menggalang dana untuk pembuatan jamban umum melalui dana upaya kesehatan masyarakat (DUKM) yang ada atau iuran desa.
4) Mahasiswa menetapkan waktu peresmian pembuatan jamban umum oleh kepala Desa dan tokoh-tokoh masyarakat yang lain.
5) Melalui tokoh-tokoh masyarakat formal maupun informal menghibau dan mengajak masyarakat secara gotong royong membangun jamban umum.
6) Kerjasama dengan instansi terkait untuk mendapatkan bantuan teknis pembuatan jamban umum yang memenuhui syarat kesehatan (tenaga sanitarian).


PELAKSANAAN
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat. Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah :
1) Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ).
2) Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan msyarakat berdasarkan azas kemitraan.

3) Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun.
4) Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten.
5) Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuan dan kemandirian serta bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai.
Selain prinsip-prinsip tersebut di atas, prinsip lain yang harus diperhatikan antara lain :
⊙ Berdasarkan respon masyarakat.
⊙ Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada masyarakat.
⊙ Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri serta lingkungannya.
⊙ Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
⊙ Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan dan keperawatan masyarakat secara esensial.
⊙ Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
⊙ Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksaan perawatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan :
1) Keterpaduan antara : biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana dan prasarana dengan pelayanan kesehatan maupun sektor lainnya.
2) Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader dan tokoh masyarakat dalam rangka alih peran.
3) Tindakan keperawatan yang dilakukan dicatat dan didokumentasikan.
4) Adanya penyelenggaraan sistem rujukan baik medis maupun rujukan kesehatan.

EVALUASI atau PENILAIAN
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya.
Kegiatan evaluasi menurut Nasrul efendy, 1998 adalah :
1) Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2) Menilai efektifitas proses keperawatan yang dilaksanakan dari tahap pengkajian sampai dengan proses pelaksanaan.
3) Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencaan selanjutnya apabila maslah belum diatasi.

Evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap program kesehatan. Macam evaluasi :
1) Formatif dan sumatif
2) Input, Procces dan Out put

Fokus evaluasi :
1) Relevansi: Apakah program diperlukan? Yang ada atau yang baru.
2) Perkembangan dan kemajuan: Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana? Bagaimana staf, fasilitas, jumlah peserta?
3) Cost Efficiency (efesinsi biaya): Bagaimana biaya? Apa keuntungan program?
4) Efektifitas: Apakah tujuan tercapai? Apakah klien puas? Apakah focus pada formatif dan hasil jangka pendek?
5) Impact: Apakah dampak jangka panjang? Apakah perubahan perilaku ddalam 6 minggu atau 6 bulan atau 1 tahun? Apakah status kesehatan meningkat?

Kegunaan evaluasi:
1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan.
2) Menilai hasil guna, daya guna dan produktifitas asuhan keperawatan yang diberikan.
3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun rencana baru dalam proses keperawatan.

Hasil evaluasi:
1) Tujuan tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan tersebut tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari penyebab dan cara memperbaikinya atau mengatasinya.
3) Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisa, diagnosa, tindakan dan faktor-faktor yang lain tidak sesuai sehingga menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan

Konsep dasar Keperawatan Komunitas
(Consep Base Nursing Of Community)


Perawatan kesehatan adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antara manusia dan keterampilan organisasi diterapkan dalamhubungan serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga social demi untuk memelihara kesehatan masyarakat (Ruth B. Freeman, 1961). Oleh karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok yang mempengaruhi kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif.
Dalam pelaksanaan “Nursing Proces Community”diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan. Artinya upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan merupakan upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan masyarakat dan secara universal upaya tersebut mudah terjangkau.
Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai suatu proses dimana: individu, keluarga dan komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri dengan berperan sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatannya berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian. Bantuan yang diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan dengan menggunakan potensi lingkungan untuk memandirikan masyarakat, sehingga pengembangan wilayah setempat (Locality Development) merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat digunakan. Di dalam praktek keperawatan komunitas pendekatan ilmiah yang digunakan adalah proses keperawatan komunitas yang terdiri dari 5 tahapan: Assessment (Pengkajian), Diagnostic (Penegakan Diagnosa), Planning (Perencanaan), Implementation (Pelaksanaan), dan Evaluating ( Evaluasi).

Definisi Komunitas

Menurut WHO (World Health Organization) 1974, komunitas sebagai kelompok social yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.

Spradley (1985) mendefinisikan komunitas adalah sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.

Koentjaraningrat (1990) mendefinisikan komunitas adalah sebagai suatu kesatuan hidup manusia, yang menepati suatu wilayah nyata dan yang berinteraksi menurut suatu system adat istiadat serta terikat oleh suatu rasa identitas suatu komunitas.

Souders (1991) mendefinisikan komunitas sebagai temapat atau kumpulan orang-orang atau system social.

Dengan demikian dapat disimpulkan komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat relative sama serta adanya interaksi satu sama lainnya.






Definisi Keperawatan Komunitas
American Nurses Association (ANA)(1973) suatu sintesa dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan penduduk.

Menurut WHO (World Health Organization) (1973) suatu sintesa dari praktek kesehatan keluarga (Nursing Health Family) dan juga meliputi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan sendiri serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain.

Ruth B. Freeman (1981) mendefinisikan keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada pengembangan daan peningkatan kemampuan kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup spectrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

Departemen Kesehatan R.I (1986) mendefinisikan sebagai keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan team kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat.

Winslow (1920) adalah seorang ahli kesehatan masyarakat membuat batasan yang sampai saat ini masih relevan, yakni ”Public Health atau Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan efisiensi hidup melalui upaya: usaha-usaha pengoganisasian masyarakat untuk:
6) Kelompok-kelompok masyarakat yang terkoordinir.
7) Perbaikan kesehatan lingkungan.
8) Mencegah dan memberantas penyakit menular.
9) Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat/perorangan.
10) Dilaksanakan dengan mengkoordinasikan tenaga kesehatan dalam satu wadah pelayanan kesehatan masyarakat yang mampu menumbuhkan swadaya masyarakat untuk peningkatann derajat kesehatan masyarakat secara optimal.

Tujuan, Sasaran dan Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuannya adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya:
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (Direct Care) terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (Health General Community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
Secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.
2) Menerapkan masalah kesehatan dan meprioritaskan masalah tersebut.
3) Merumuskan serta memecahkan.
4) Menanggulai maslah kesehatan yang mereka hadapi.
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (Self Care).



Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasarannya aadalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok baik yang sehat maupun yang sakit, khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam masyarakat.
1) Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual.
2) Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga karrena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi.
3) Masyarakat
Sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan antara lain:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhan, seperti: Ibu hamil, Bayi baru lahir, Anak Balita, Usia Lansia atau usia lanjut.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain: kasus penyakit kelamin, TBC, Kusta dan lain-lain.

Strategi Keperawatan Komunitas
Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas:
1) Proses kelompok (Group Process)
2) Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
3) Kerjasama (Partnership)

Prinsip Keperawatan Komunitas
Yang menjadi prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas haruslah mempertimbangkan:
1) Kemamfaatan (ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian)
2) Autonomi (diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih alternatif yang terbaik untuk komunitas).
3) Keadilan (tindakan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas komunitas).

Falsafah Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan baik: biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual terhadap komunitas.
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu: manusia yang merupakan titik sentral dari setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bertolak dari pandangan ini disusunlah paradigma keperawatan komunitas yang terdiri dari empat komponen dasar, yaitu: 1). manusia, 2). Kesehatan, 3). Lingkungan dan 4). Keperawatan.5) Manusia.

Komunitas adalah klien berarti sekumpulan individu/klien yang berada pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok resiko tinggi antara lain: daerah terpencil, daerah rawan dan daerah kumuh.
6) Kesehatan
Sehat adalh suatu kondisi terbatasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar klien atau komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
7) Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual.
8) Keperawatan
Intervensi atau tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor atau meningkatkan kemampuan klien atau komunitas menghadadpi stressor melalui upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier.


Perbedaan Keperawatan Klinik Dengan Keperawatan Komunitas
Perbedaaan pelayanan klinik dan keperawatan komunitas dapat ditinjau dari 5 aspek, yaitu:
1) Tempat kegiatan
2) Tipe pasien yang dilayani
3) Ruang lingkup pelayanan
4) Fokus utama
5) Sasaran pelayanan

Perbedaannya :
No Aspek Perbedaan
Klinik Komunitas
1 Tempat Kegiatan 1. Bangsal Perawatan
2. Klinik 1. Puskesmas
2. Rumah
3. Sekolah
4. Perusahaan-perusahaan
5. Panti-panti
2 Tipe Pasien yang dilayani 1. Orang sakit
2. Orang Meninggal 1. Orang sehat
2. Orang sakit
3. Orang meninggal
3 Ruang lingkup pelayanan 1. Kuratif/
pencegahan
2. Rehabilitatif/
pemulihan 1. Promotif atau peningkatan kesehatan
2. Preventif atau pencegahan kesehatan
3. Kuratif atau pengobatan
4. Rehabilitatif atau pemulihan
5. Resosiasi : pemulihan fungsi sosial pada masyarakat.
4 Fokus utama Rasa aman selama sakit 1. Peningkatan kesehatan
2. Pencegahan penyakit
5 Sasaran pelayanan Individu 1. Individu
2. Keluarga
3. Kelompok khusus
4. Masyarakat

Dari tabel di atas dapat dilihat ahwa perawat pada komunitas memiliki ruang lingkup kegiatan yang lebih luas. Oleh karena itu perawat kesehatan masyarakat dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang kesehatan masyarakat dan berbagai teknik yang berkaitan dengan perawatan pada masyarakat.

Tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas
Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan yang berfokus kepada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal.
Intervensi keperawatan mencakup:
1. Pendidikan kesehatan / keperawatan komunitas.
2. Mendemonstrasikan keterampilan dasar yang dapat dilakukan di komunitas.
3. Intervensi keperawatan yang memerlukab keahlian perawat seperti: melakukan konseling pada remaja, balita, usila, pasangan yang akan menikah.
4. Kerja sama lintas program dan lintas sektor dalam mengatasi masalah kesehatan di komunitas.
5. Rujukan keperawatan dan non keperawatan apabila diperlukan.
Berdasarkan pendapat Leavell dan Clark bahwa tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas dapat dilakukan pada tahap sebelum terjadinya penyakit (Prepathogenesis Phase) dan pada tahap Pathogenesis Phase.



1. Prepathogenesis Phase
Pada tahap ini dapat dilakukan melalui kegiatan Primary Prevention atau pencegahan primer. Pencegahan primer ini dapat dilaksanakan selama fase Prepathogenesis Phase suatu kejadian penyakit atau masalah kesehatan. Pencegahan dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau ketidakfungsian dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya. Pencegahan primer merupakan usaha agar masyarakat yang berada dalam Stage of Optimum Health tidak jatuh ke dalam stage lain yang lebih buruk. Primary prevention dilakukan dengan dua kelompok kegiatan yaitu:
A. Health Promotion atau peningkatan kesehatan:
a) Pendidikan kesehatan atau health education
b) Penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) seperti: penyuluhan masalah gizi.
c) Pengamatan tumbuh kembang anak atau growth and development monitoring.
d) Pengadaan rumah sehat
e) Konsultasi perkawinan atau marriage counseling.
f) Pendidikan seks atau sex education.
g) Pengendalian lingkungan
h) Program P2M (Pemberantasan Penyakit Menular) melalui kegiatan imunisasidan pemberantasan vektor.
i) Stimulasi dan bimbingan dini atau awal dalam kesehatan keluarga dan asuhan keperawatan pada anak atau balita penyuluhan tentang pencegahan terhadap kecelakaan.
j) Program kesehatan lingkungan dengan tujuan menjaga lingkungan hidup manusia agar aman dari bibit penyakit seperti: bakteri, virus, dan jamur serta mencegah kemungkinan berkembangnya vector.
k) Asuhan keperawatan pre natal.
l) Pelayanan keluarga berencana (KB).
m) Perlindungan gizi (dental prophy laxis)
n) Perlindungan untuk pencegahan keracunan
Masalah kesehatan yang dicegah bukan hanya penyakit infeksi yang menular tetapi juga masalah kesehatan yang lainnya, yaitu kecelakaan, kesehatan jiwa, kesehatan kerja dan lain sebagainya. Besarnya masalah kesehatan masyarakat dapat diukur dengan menghitung tingkat marbiditas (kesakitan), mortalitas (kematian), fertilitas (kelahiran) dan disability (kecacatan) pada kelompok-kelompok masyarakat.
B. General and Specific Protection (perlindungan umum dan khusus)
Merupakan usaha kesehatan untuk memberikan perlindungan secara khusus atau umum kepada seseorang atau masyarakat, anatara lain :
a) Imunisasi
b) Hyegiene perseorangan
c) Perlindungan diri dari kecelakaan (accidental safety)
d) Perlindungan diri dari lingkungan
e) Kesehatan kerja (occupational health)
f) Perlindungan diri dari carsinogen, toxin, dan allergen.
g) Pengendalian sumber-sumber pencemaran.
2. Pathogenesis Phase
Pada tahap Pathogenesis dapaty dilakukan dua kegiatan pencegahan yaitu:
1) Secondary Prevention (pencegahan sekunder)
Pencegahan terhadap masyarakat yang masih sedang sakit, dengan dua kelompok kegiatan:
a. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera/adekuat) antara lain:
1. Penemuan kasus secara dini (early case finding)
2. Penemuan umum lengkap (general check up)
3. Pemeriksaan missal (mass screening).

4. Survey terhadap kontak, sekolah dan rumah (contact survey, school survey, household survey).
5. Penangan kasus (case holding)
6. Pengobatan adekuat (adekuate treatment)
b. Disability limitation (pembatasan kecacatan).
1. Penyempuran dan intensifikasi terafi lanjutan.
2. Pencegahan komplikasi
3. Perbaikan falitas kesehatan
4. Perbaikan beban sosial penderita dan lain-lain.
Pada pencegahan ini menekankan pada upaya penemuan kasus secara dini pengobatan tepat atau ”early diagnosis and prompt tretment”. Pencegahan sekunder dimulai saat fase patogenesis (masa inkubasi) yang dimulai saat bibit penyakit masuk ke dalam tubuh manusia sampai saat timbulnya gejala penyakit atau gangguan kesehatan. Diagnosis dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologik sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan dan keseriusan penyakit.
2) Tertiery Prevention (pencegahan tersier)
Yaitu usaha pencegahan terhadap masyarakat yang setelah sembuh dari sakit serta mengalami kecacatan antara lain:
a. Pendidikan kesehatan lanjutan
b. Terapi kerja (work theraphy)
c. Perkampungan rehabilitasi sosial
d. Penyadaran masyarakat
e. Lembaga rehabilitasi dan partisipasi masyarakat, dan lain-lain.
Upaya pencegahan tertier dimulai pada saat cacat atau ketidakmampuan terjadi sampai stabil/menetap atau tidak dapat diperbaiki (irreversaible). Dalam pencegahan ini dapat dilaksanakan melalui program rehabilitasi untuk mengurangi ketidakmampuan meningkatkan efisiensi hidup penderita.Kegiatan rehabilitasi meliputi aspek medis dan sosial, dimulai pada fase lanjutan proses patogenesissuatu penyakit melalui PHN (Public Health Nursing).
Jadi pencegahan pada tahap pathogenesis ini dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan masyarakat yang sudah jatuh pada tahap sakit ringan, sakit, dan sakit berat agar sedapat mungkin kembali ke tahap sehat optimum.

Asumsi Dasar dan Keyakinan Dalam Keperawatan Komunitas
1. Asumsi Dasar
a. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
b. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tertier merupakan komponen sistem pelayanan kesehatan.
c. Keperawatan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
d. Fokusutama adalah keperawatan primer, sehingga keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
2. Kenyakinan
Kenyakinan yang mendasari keperawatan komunitas adalah:
a. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orang.
b. Penyususnan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalan hal ini komunitas.
c. Perawat sebagai pemberi palayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin kerja sama yang baik.
d. Lingkungan dapaty mempengaruhi kesehatan komunitas, bai bersifat mendukung maupun menghambat, untuk itu perlu diantisifasi.
e. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
f. Kesehatan merupakan tanggung jawa setiap orang.


PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
DALAM


Pada masas transisi saat ini telah terjadi perubahan yang mendasar tentang keyakinan dan pandangan perawat terhadap hakikat keperawatan. Tindakan keperawatan pada masa dahulu yang bersifat vokasional, berorientasi pada tindakan medis dan berperan sebagai penunjang pelayanan medik sekarang mulai berubah ke arah pelayanan yang profesional, mempunyai bidang garap yang jelas, dan mempunyai otonami dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Definisi Peran Perawat
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu (Kozier Barbara, 1995).

Elemen Peran
Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat profesional antara lain: Care giver, Client advocate, Counselor, Educator, Collaborator, Coordinator, Change agent, Consultant dan Interpersonal Process.

Role Of The Professional Nurse: (Doneny, 1987).






Peran Perawat
Berdasarkan konsersium Ilmu Kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari : peran sebagai asuhanan keperawatan, advocate pasien (pembela, pendidik, koordinator, konsultan, dan peneliti.

Peran perawat menurut Hasil Lokakarya Keperawatan Tahun 1983:
1. Perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan
2. Perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi keperawatan
3. Perawat sebagai pendidik dalam keperawatan
4. Perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan
5. Perawat kesehatan masyarakat

Fungsi perawat
Definisi : suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain.
Fungsi perawat dalam melaksanakan perannya:
1. Fungsi independen
2. Fungsi dependen
3. Fungsi interdependen.

komunitas sebagai klien

Falsafah
Keyakinan terhadap nilai kemanusiaan yang menjadi pedoman dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat baik untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah pekerjaan luhur dan manusiawi yang ditujukan untuk klien.
Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah upaya berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwijudnya manusia sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima semua orang.
Upaya promotif dan preventif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Perawat Kesehatan Masyarakat sebagai provider dan masyarakat sebagai consumer pelayanan kesehatan , menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijakan dan pelayanan keearah peningkatan status kesehatan masyarakat
Pengembangan tenaga kesehatan masyarakat secara berkesinambungan..
Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatan.

Pengertian
WHO (1959)
Lapangan perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan,ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hl itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Ruth B Freeman
Suatu lapangan khusus bidang keperawatan dimana teknik keperawatan, ketrampilan berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada ketrampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial lain demi untuk memelihara kesehatan masyarakat.
American Nursing Association (ANA)
Suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan penduduk.
Badan Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peranserta aktif masyarakat.
Ilmu Keperawatan
Peran serta Masyarakat Kesehatan Masyarakat
Tiga komponen dasar ilmu Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Konsep keperawatan dikarakteristikan oleh 4 konsep pokok yaitu:
Manusia
Kesehatan
Keperawatan
Lingkungan
Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh dan unik, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat perkembangannya. (Konsorsium Ilmu kesehatan, 1992)
Manusia selalu berusaha untuk memahami kebutuhannya melalui berbagai upaya antara lain dengan selalu belajar dan mengembangkan sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia secara terus menerus mengahadapi perubahan lingkungan dan selalu berusaha beradaptasi terhadap pengaruh lingkungan
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu focus pelayanan keperawatan yaitu:
Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat
Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki atau mengabaikan maslah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah kesehatan mulai dari awal sampai pada penyelesaiannya akan dipengaruhi keluarga. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga.
Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut. Peran dari anggota-anggota keluarga akan mengalami perubahan, bila salah satu angota menderita sakit. Disisi lain status kesehatan dari klien juga sebagian akan ditentkan oleh kondisi keluarganya dalam merawat
Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama
Ciri-ciri:
Interaksi antar warga
diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas
Suatu komuniatas dalam waktu
identitas yang kuat mengikat semua warga
Kesehatan
Sehat didefinisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif (Parson).
Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif (Paplau).
Menurut HL Bloom ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan
Keturunan
Perilaku
Pelayanan kesehatan
Lingkungan
Sehat merupakan tujuan dalam pemberian pelayanan keperawatan , dimana kondisi sehat-sakit berada dalam suatu rentang dari kondisi sehat optimal sampai dengan status kesehatan yang terendah yaitu kematian dan kondisi normal berada di tengah.
Keperawatan
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga , kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan.
Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Pertama, Keperawatan menganut pandangan yang holistic terhadap manusia yaitu keutuhan sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistic dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi social. Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta yang kelima, keperawatan menganggap klien sebagai partne aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan keperawatan.
Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan di sini meliputi lingkungan fisik, psikologis, social budaya dan lingkungan spiritual. Untuk memahami hubungan lingkungan dengan kesehatan masyarakat (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) dapat digunakan model segitiga agen-hospes-lingkungan atau agent-host-environment triangle model yang dikemukakan oleh Leavelll,(1965), dimana ketiga komponen saling berhubungan dan dapat berpengaruh terhadap status kesehatan penduduk.
Asumsi dasar
Sistem pelayanan adalah kompleks
Pelayanan kesehatan (primer, sekunder dan tertier) merupakan komponen dari pelayanan kesehatan.
Keperawatan sebagai subsistem pelayanan kesehatan merupakan hasil produk pendidikan, riset yang dilandasi praktek.
Focus utama Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah primery care.
Perawatan Kesehatan Masyarakat terutama terjadi ditatanan kesehatan utama.
Pandangan /Keyakinan
Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau, dapat diterima oleh semua orang.
Penyusunan kebijaksanaan kesehatan seharusnya melibatkan penerima pelayanan kesehatan.
Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan klien sebagai penerima pelayanan kesehatan dapat membentuk kerjasama untuk mendorong dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan.
Lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan penduduk, kelompok, keluarga dan individu.
Pencegahan penyakit sangat diperlukan untuk peningkatan kesehatan.
Kesehatan merupakan tanggung jawab individu.
Klien merupakan anggota tetap team kesehatan. Individu dalam komunitas bertanggung jawab untuk kesehatan sendiri dan harus didorong serta dididik untuk berperan dalam pelayanan kesehatan.
Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan memampuan masyarakat secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
Tujuan khusus
Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan.
Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan.
Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di pandi dan di masyarakat.
Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan asuhan keperawatan di rumah.
Terlayaninnya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di puskesmas.
Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan sehat yang optimal.
Ruang Lingkup
Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan
Penyuluhan kesehatan
Peningkatan gizi
Pemeliharaan kesehatan perorangan
Pemeliharaan kesehatan lingkungan
Olahraga teratur
Rekreasi
Pendidikan seks
Preventif
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
Imunisasi
Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan ki\unjungan rumah
Pemberian vitamin A, Iodium
Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
Kuratif
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan:
Perawatan orang sakit dirumah
Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari Pukesmas atau rumah sakit
Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis
Perawatan buah dada
Perawatan tali pusat bayi baru lahir
Rehabilitatif
Upaya pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan:
Latihan fisik pada penderita kusta, patah tulang dan lain sebagainya
Fisioterapi pada penderita strooke, batuk efektif pada penderita TBC dll
Resosialitatif
Adalah upaya untuk mengemabalikan penderita ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.
Sasaran
Individu, keluarga, kelompok dam masyarakat baik yang sehat atau sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan karena ketidaktahuan, ketidakmauan serta ketidakmampuan.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu :
Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan:
Ibu hamil tertenti yang belum ANC.
Ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neonatusnya.
Balita tertentu.
Penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program.
Penyakit endemis.
Penyakit kronis tidak menular.
Kecacatan tertentu (mental atau fisik).
Keluarga dengan resiko tinggi
Ibu hamil dengan masalah gizi.
anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%)
Kurang Energi Kronis (KEK)
Ibu hamil dengan resiko tinggi lai (perdarahan, infeksi, hipertensi)
Balita dengan BGM
Neonatus dengan BBLR.
Usia lanjut jompo.
Kasus percobaan bunuh diri.
Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
Drop out tertentu
Ibu hamil
Bayi
Balita dengan keterlambatan tumbuh kembang.
Penyakit kronis atau endemis.
Kasus pasca keperawatan
Kasus pasca keperawatan yang dirujuk dari institusi pelayanan kesehatan.
Kasus katarak yang dioperasi di puskesmas.
Persalinan dengan tindakan.
Kasus psikotik.
Kasus yang seharusnya dirujuk yang tidak dilaksanakan rujukannya.
Pembinaan kelompok khusus.
Kelompok yang rawan dan rentan terhadap masalah kesehatan
Terikat dalam institusi, misalnya
Panti
Rutan/lapas
Pondok pesantren
Lokalisasi/WTS.
Tidak terikat dalam institusi, misalnya:
Karang wredha
Karang balita
KPKIA
Kelompok pekerja informal
Perkumpulan penyandang penyakit tertentu (jantung, asma, DM dan lain-lain ).
Kelompok remaja.
Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
Masyarakat di daerah endemis suatu penyakit misalnya endemis malaria, filariasis, HHF, diare.
Masyarakat didaerah dengan keadaan lingkungan kehidupan buruk, misalnya derah kumuh di kota besar.
Masyarakat di daerah yang mempunyai masalah yang menonjol dibanding dengan daerah lain, misalnya daerah dengan AKB tinggi.
Masyarakat di daerah yang mempunyai masalah kesenjangan pelayanan kesehatan lebih tinggi dari daerah sekitar, misalnya cakupan ANC rendah, immunisasi rendah.
Masyarakat di daerah pemukiman baru, yang diperkirakan akan mengalami hambatan dalam melaksanakan adaptasi kehidupannya, seperti daerah transmigrasi, pemukiman masyarakat terasing.
Kegiatan
Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga dan kelompok khusus melalui home care.
Penyuluhan kesehatan
Konsultasi dan problem solving
Bimbingan
Melaksanakan rujukan
Penemuan kasus
Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit kesehatan
Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas
Melakukan koordinasi dalam berbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas
Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
Memberikan tauladan
Ikut serta dalam penelitian
Prinsip dasar dalam praktek perawatan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:
Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bkerja untuk masyarakat.
Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya pomotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Dasar utama dalam peayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan.
kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah dimasyarakat dan bukan di rumah sakit.
Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang sehat.
Perawatan kesehatan masyarakat ditkankan kepada pembinaan perilaku hidup sehat masyarakat.
Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara team.
Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat digunakan untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.
Home visite sangat penting.
Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada sistem pelayanan kesehatan yang ada.
Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit pelayanan.
Pendekatan
Contoh pendekatan yang dapat digunakan:
Problem solving approach
Pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dengan menggunakan proses keperawatan.
Family approach
Pendekatan terhadap keluarga binaan
Case Approach
Pembinaan dilakukan berdasar kasus yang datang ke puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut.
Community approach
Pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survey mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Peran perawat komunitas dalam asuhan keperawatan
Komunitas adalah kelompok sosial yang tingga dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. (WHO).
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mesekak tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Linda Jarvis)
Komunitas dipandang sebagai target pelayanan kesehatan sehingga diperlukan suatu kerjasama yang melibatkan secara aktif masyarakat untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk itu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan perawat komunitas merupakan suatu upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan oleh komunitas, mudah dijangkau, dengan pembiayaan yang murah, lebih ditekankan pada penggunaan teknologi tepat guna.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dimana individu, keluarga maupun masyarakat sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatan serta bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri berdasrkan azas kebersamaan dan kemandirian.
Perawatan Kesehatan Masyarakat merupakan sintesa dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang diaplikasikan untuk meningkatkan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan dari masyarakat. Perawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit melalui:
Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat, dengan strategi intervensi yaituproses kelompok, pendidikan kesehatan serta kerjasama (partnership).
Memperhatikan secara langsung terhadap status kesehatan seluruh masyarakat secara komprehensive.
Pada Perawatan Kesehatan Masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:
Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas.
Kerjasama
Kerjasaman dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral.
Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan.
Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri.
Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
Perawat komunitas dapat bekerja diberbagai tatanan:
Klinik rawat jalan
Kantor kesehatan
Kesehatan kerja
Sekolah
Rumah
Perkemahan
Institusi pemeliharaan kesehatan
Tempat pengungsian

Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai:
Perawat keluarga
Perawat sekolah
perawat kesehatan kerja
perawat gerontologi
Perawat keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Bailon dan Maglaya, 1978).
Perawat keluarga adalah :
Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang dipersiapkan untuk praktek memberikan pelayanan individu dan keluarga disepanjang rentang sehat sakit. Praktek ini mencakup pengambilan keputusan independen dan interdependen dan secara langsung bertanggung gugat terhadap keputusan klinis.
Peran perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan, kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan konsultasi.
Perawat kesehatan sekolah
Keperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986)
Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan masyarakat sekolah.
Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader.
Perawat kesehatan kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang pekerjaan (American Asociation of Occupational Health Nursing)
Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan lain-lain.
Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian riwayat kesehatan, pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan primer konseling, promosi kesehatan, administrasi management quality asurance, peneliti dan kolaburasi dengan komunitas.
Perawat gerontologi
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal.
Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat.
Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi , penelitian dan administrasi.

Peran dan fungsi perawat komunitas

A. Peran Perawat
Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari :
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2. Sebagai advokat klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien & kelg dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan dalam mempertahankan & melindungi hak-hak pasien meliputi :
- Hak atas pelayanan sebaik-baiknya
- Hak atas informasi tentang penyakitnya
- Hak atas privacy
- Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
- Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. Sebagai educator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Sebagai koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5. Sebagai kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan.
6. Sebagai konsultan
Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan
7. Sebagai pembaharu
Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan
B. Fungsi Perawat
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko – sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh daur kehidupan manusia.
Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.
Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat – kiat itu adalah :
1. Caring , menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur karatif yaitu : nilai – nilai humanistic – altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan menerima pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar – mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
2. Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan kliennya.
3. Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa nyaman klien.
4. Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
5. Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994)
6. Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
7. Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
8. Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya.
9. Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
10. Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya
11. Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas klien.
13. Accepting artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain
Sebagai suatu profesi , keperawatan memiliki unsur – unsur penting yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai fokus telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan kurang perawatan diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat tuntutan akan kemandirian atau kurangnya kemampuan.
Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan (Susan, 1994 : 80).

Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas

Dulu dan sekarang.
Sebelum lebih jauh maka akan lebih baik kita bagi rentang waktu dulu yaitu sejak adanya keperawatan di Indonesia pada sekitar tahun 40 an sampai tahun 80 an. Waktu sekarang yaitu sejak 80 sampai periode saat ini.
Baiklah, mari kita lihat dari perkembangan sejarah keperawatan khususnya di Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda perawat terbentuk pada dinkes tentara dan rakyat. Saat ini perawatan tidak berkembang. Pada masa penjajahan Inggris keperawatan mulai dibenahi khususnya untuk kesehatan tawanan. Masa setelah kemerdekaan, thn 1952 didirikan sekolah perawat, thn 1962 dibuka D3 kep, thn 1985 ada S1 kep, thn 1992 telah dibuka S2 kep, thn 2008 dibuka S3 kep.
Di lihat dari sejarah perkembangan pendidikan maka cukup jelas perbedaan antara masa lalu dan masa sekarang dimana setiap saat ada perkembangan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan sejarah evolusi riset keperawatan bahwa masa lalu beorientasi kelanjutan pada pendidikan (1940 - 1950), tahun 1960-1970 mulai muncul konsep tentang keperawatan seperti konsep kerangka kerja, teori dan kontekstual sekitar komunikasi.
Pada masa sekarang ada kecenderungan ke penelitian klinis (thn 1980 an), thn 1993 mulai berkembang pada informatika keperawatan, promosi dan teknologi. Thn 1995 - 1999 muncul model keperawatan berbasis komunitas.
Dari sejarah tentang evolusi riset keperawatan bahwa keperawatan komunitas baru muncul pada masa sekarang.
Bagaimana paradigma yang dipakai keperawatan komunitas pada masa lalu dan sekarang?
Pada masa lalu paradigma yang digunakan adalah paradigma sakit, yaitu tindakan yang berperan adalah upaya kuratif. Kita sadari dulu banyaknya "dokter kecil" dan "mantri keliling" yang melaksanakan upaya kuratif. Sebenarnya masalah ini tidak dapat terlalu disalahkan karena sedikitnya tenaga medis yang bisa menjangkau masyarakat. Saat sekarang tenaga perawat sangatlah banyak, hampir separo tenaga perawat adalah perawat komunitas. Paradigma sakit telah bergeser pada paradigma sehat dimana upaya promotif dan preventif lebih ditekankan dari pada upaya kuratif. Tujuannya tidak lain untuk menumbuhkan kemandirian kepada masyarakat.
Sekiranya pada masa sekarang masih ada perawat komunitas yang masih menekankan pada upaya kuratif, nah ini dia yang barangkali disebut pisang goreng dibungkus dengan alumunium foil. Rasanya tetap saja pisang goreng. Tidak ada perubahan cuma pendidikan dan waktu saja yang berbeda.
Bagaimana dengan mutu dan kualitas perawatan?
Dikatakan bermutu dan berkualitas apabila suatu upaya yang dilakukan sesuai standar keilmuan dan dapat memuaskan sipenerima upaya. Masalah ini tidaklah beda antara masa lalu dan sekarang
. Artinya upaya perawatan komunitas baik dulu maupun sekarang haruslah sesuai dengan standar keilmuan pada masa masing-masing dan dapat memuaskan penerima upaya perawatan jika ingin dikatakan bermutu dan berkualitas.
Dapat disimpulkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan, perbedaan pendidikan, waktu serta pergeseran paradigma dari sakit menjadi sehat mempengaruhi terhadap perbedan keperawatan komunitas saat dulu dan sekarang.

Sabtu, 28 Mei 2011

Pengertian Keperawatan Komunitas

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHN, 1977). Di Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif.

Keperawatan sebagai bentuk komprehensif melakukan penekanan tujuan untuk menekan stressor atau meningkatkan kemampuan komunitas mengatasi stressor melalui pencegahan primer, sekunder, tersier. Peningkatan kesehatan berupa pencegahan penyakit ini bisa melalui pelayanan keperawatan langsung dan perhatian langsung terhadap seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi kesehatan individu, keluarga, dan kelompok. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan merupakan suatu proses dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung jawab terhadap masyarakat atas kesehatan diri keluarga dan masyarakat, mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga dan masyarakat serta menjadi pelaku atau perintis kesehatan dan peminpin yang menggerakan kegiatan masyarakat dibidang kesehatan berdasarkan azas kemandirian dan kebersamaan. Dari hal tersebut masyarakat dapat berperan serta dengan menyumbangkan tenaga, pikiran atau pengetahuan, sarana, dana yang dimilikinya untuk upaya kesehatan.

Asuhan keperawatan komunitas dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan. Penerapan dari proses keperawatan bervariasi pada setiap situasi, tetapi prosesnya memiliki kesamaan. Elemennya menggunakan metode pendekatan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu kerangka operasional dalam pelaksanaan askep yang berupa rangkaian kegiatan secara sistematis sehingga masyarakat mampu secara mandiri dalam menghadapi masalah kesehatannya. Adanya kesungguhan, kesesuaian, bersiklus, berfokus pada klien, interaktif dan berorientasi pada komunitas, adalah elemen-elemen penting dalam asuhan keperawatan komunitas.
Dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat, seorang perawat kesehatan komunitas harus mampu memberi perhatian terhadap elemen-elemen tersebut akan tampak pada rangkaian kegiatan dalam proses keperawatan yang berjalan berkesinambungan secara dinamis dalam suatu siklus melalui tahap pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Melihat cara kerja keperawatan komunitas yang menggabungkan prinsip-prinsip kerja kesehatan masyarakat dengan prinsip-prinsip keperawatan sebagai sesuatu yang tidak sederhana, maka Program Profesi Ners STIKes Dharma Husada Bandung dirancang sebagai media bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan kemampuan dan keterampilannya secara langsung di lapangan.
Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah Praktek Keperawatan Komunitas atau rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera. Kegiatan ini merupakan aplikasi teori yang diperoleh melalui kegiatan belajar mengajar di kelas selama proses akademik yang disajikan dalam suatu tatanan nyata yang merupakan kegiatan lapangan di masyarakat melalui upaya pemenuhan kebutuhan dasar keluarga yang terpadu dengan program-program yang dilaksanakan oleh Puskesmas.
Melalui kegiatan-kegiatan Praktek Komunitas ini, mahasiswa sebagai calon perawat profesional diharapkan mempunyai pengalaman belajar di masyarakat, khususnya dalam menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat dan di lain pihak masyarakat juga di harapkan dapat mengambil manfaat dari kegiatan ini dengan belajar mengembangkan pola hidup sehat dan mengoptimalkan fungsi keluarga.
Source : Buku Keperawatan dan catatan kuliah
DAFTAR PUSTAKA
Dainur. 1995. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Widya Medika
Depkes RI. 1992. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV, Jakarta
Knollmueler. 1998. Buku Saku Keperawatan Komunitas Kesehatan Rumah, Jakarta: EGC
Stanhope, Marcia. 1997. Perawatan Kesehatan Masyarakat Suatu Proses dan Praktek untuk Peningkatan Kesehatan Jilid 2. Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran Bandung